Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Uniknya Rumah Kaki Seribu Khas Papua

Kompas.com - 18/05/2013, 09:55 WIB
Ni Luh Made Pertiwi F

Penulis

KOMPAS.com — Di dalam satu area anjungan provinsi, terdapat beberapa bangunan terpisah-pisah. Biasanya bangunan berbentuk rumah adat, lengkap dengan lumbung bahkan balai.

Namun, cobalah tengok ke area tepat di seberang anjungan Sulawesi Utara di Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta Timur. Ada satu deret yang berisikan berbagai rumah adat. Berbeda dengan anjungan lain, setiap rumah adat merepresentasikan satu provinsi.

Ya, bisa dibilang inilah area anjungan provinsi-provinsi terbaru Indonesia. Sayang, Kalimantan Utara yang baru saja resmi menjadi provinsi, belum memiliki anjungan di kawasan ini.

Jika dilihat dari depan, diurutkan dari kiri sampai kanan adalah anjungan Provinsi Papua Barat, Sulawesi Barat, Kepulauan Riau, Gorontalo, Maluku Utara, Banten, dan Kepulauan Bangka Belitung. Mari melongok ke salah satu anjungan baru tersebut.

Anjungan Papua Barat menempati bangunan permanen layaknya rumah modern yang menggunakan semen dan bata. Aksen ukiran khas suku-suku Papua Barat tampak di depan pintu masuk dengan warna-warni cerah. Ada taman kecil menambah asri bangunan.

Agak terkesan tak lazim karena umumnya rumah adat di Papua berbahan kayu. Sukirin, penjaga anjungan Papua Barat, menuturkan bahwa memang rumah adat dari suku-suku yang mendiami Papua Barat pun terbuat dari kayu.

"Ya, memang ini tidak mengikuti rumah adat di Papua Barat. Sengaja bangunan modern. Aslinya rumah adat dari kayu," tutur Sukirin.

Sukirin sendiri aslinya berasal dari Raja Ampat, sebuah kabupaten di Papua Barat. Ia lalu menunjukkan rumah adat khas Papua Barat. Sebuah maket rumah adat menunjukkan rumah panggung sederhana.

Uniknya tiang-tiang penyangga rumah berjumlah banyak. Berbeda dengan rumah panggung dari Sumatera atau Sulawesi yang hanya mengisi sisi-sisi terdepan. Tiang penyangga rumah adat dari Papua Barat tersebut seakan mengisi seluruh ruang di bawah rumah.

"Ini namanya Rumah Kaki Seribu karena tiang penyangganya banyak. Tidak sampai seribu, sih. Rumah adat ini dari Suku Arfak, suku terbesar di Papua Barat," jelas Sukirin.

rumah-papua-barat

Rumah kaki seribu, rumah adat di Papua Barat. (DIANA TRI)

Selain maket rumah adat, pengunjung juga bisa melihat aneka tumbuhan khas Papua Barat seperti kayu manis dan buah merah. Lalu ada sarang semut yang diolah untuk obat. Ada pula telur burung kasuari yang ukurannya sangat besar. Telur tersebut dipenuhi ukiran khas suku setempat.

Di dalam anjungan juga terdapat peta kawasan Papua Barat, termasuk brosur-brosur pariwisata. Seperti halnya sebagian besar anjungan-anjungan di TMII, anjungan Papua Barat ibarat peta wisata. Jika ada niat berkunjung ke Papua Barat, cobalah mampir dulu di anjungan Papua Barat TMII sebagai perkenalan pertama pada Papua Barat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Turis Asing Diduga Bikin Sekte Sesat di Bali, Sandiaga: Sedang Ditelusuri

Turis Asing Diduga Bikin Sekte Sesat di Bali, Sandiaga: Sedang Ditelusuri

Travel Update
Ada Pembangunan Eskalator di Stasiun Pasar Senen, Penumpang Bisa Berangkat dari Stasiun Jatinegara

Ada Pembangunan Eskalator di Stasiun Pasar Senen, Penumpang Bisa Berangkat dari Stasiun Jatinegara

Travel Update
Hotel Ibis Styles Serpong BSD CIty Resmi Dibuka di Tangerang

Hotel Ibis Styles Serpong BSD CIty Resmi Dibuka di Tangerang

Hotel Story
10 Mal di Thailand untuk Belanja dan Hindari Cuaca Panas

10 Mal di Thailand untuk Belanja dan Hindari Cuaca Panas

Jalan Jalan
Menparekraf Susun Peta Wisata Berbasis Storytelling di Yogyakarta, Solo, dan Semarang

Menparekraf Susun Peta Wisata Berbasis Storytelling di Yogyakarta, Solo, dan Semarang

Travel Update
Waisak 2024, Menparekraf Targetkan Gaet hingga 300.000 Wisatawan

Waisak 2024, Menparekraf Targetkan Gaet hingga 300.000 Wisatawan

Travel Update
3 Bulan Lagi, Penerbangan Langsung Thailand-Yogyakarta Akan Dibuka

3 Bulan Lagi, Penerbangan Langsung Thailand-Yogyakarta Akan Dibuka

Travel Update
Jelang Waisak 2024, Okupansi Hotel di Area Borobudur Terisi Penuh

Jelang Waisak 2024, Okupansi Hotel di Area Borobudur Terisi Penuh

Hotel Story
iMuseum IMERI FKUI Terima Kunjungan Individu dengan Pemandu

iMuseum IMERI FKUI Terima Kunjungan Individu dengan Pemandu

Travel Update
9 Wisata Malam di Jakarta, dari Taman hingga Aquarium

9 Wisata Malam di Jakarta, dari Taman hingga Aquarium

Jalan Jalan
Jangan Sembarangan Ambil Pasir di Pulau Sardinia, Ini Alasannya

Jangan Sembarangan Ambil Pasir di Pulau Sardinia, Ini Alasannya

Travel Update
6 Cara Cegah Kehilangan Koper di Bandara, Simak Sebelum Naik Pesawat

6 Cara Cegah Kehilangan Koper di Bandara, Simak Sebelum Naik Pesawat

Travel Tips
Maskapai Penerbangan di Australia Didenda Rp 1,1 Miliar karena Penerbangan Hantu

Maskapai Penerbangan di Australia Didenda Rp 1,1 Miliar karena Penerbangan Hantu

Travel Update
China Terapkan Bebas Visa untuk 11 Negara di Eropa dan Malaysia

China Terapkan Bebas Visa untuk 11 Negara di Eropa dan Malaysia

Travel Update
Pelepasan 40 Bhikku Thudong untuk Waisak 2024 Digelar di TMII

Pelepasan 40 Bhikku Thudong untuk Waisak 2024 Digelar di TMII

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com